[Heni Setyowati Esti Rahayu, Retno Rusdjijati]
[MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang]
[henisetyowati@ummgl.ac.id ]
Latar Belakang
[Jumlah perokok pada usia remaja terus menerus mengalami peningkatan. Selain menggunakan rokok tembakau juga rokok elektrik (vape). Persepsi seseorang mempengaruhi dukungan terhadap kebijakan. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakah salah kebijakan untuk mengendalikan penyebaran asap rokok yang merugikan namun masih banyak daerah yang belum memiliki regulasi KTR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi terhadap vape dengan dukungan terhadap KTR.]Metode
[penelitian ini menggunakan desain cros sectional pada remaja di Indonesia. Metode pengumpulan data dengan google form. Sampel berjumlah 132 orang remaja. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square]Hasil
[Rata-rata usia responden adalah 19.8 tahun, berjenis kelamin perempuan 52.3%, pendidikan SMA 89.4% dan mayoritas responden 88.6% berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Perilaku merokok remaja yaitu 29.5% dan jenis rokok yang paling banyak dikonsumsi adalah rokok putih, vape dan kretek. Persepsi remaja tentang rokok elektrik/vape yaitu 85.6% remaja memiliki persepsi negatif. Sebanyak 97% responden mendukung adanya KTR. Tidah ada hubungan antara persepsi terhadap vape dengan dukungan terhadap KTR dengan nilai p=0.539]Kesimpulan:
[tidak ada hubungan persepsi remaja terhadap vape dengan dukungan terhadap kawasan tanpa rokok. Implikasi: meskipun secara statistik tidak hubungan antara persepsi terhadap vape dengan dukungan tehadap KTR, namun secara klinis persepsi mempengaruhi perilaku dalam memberikan dukungan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang determinan dukungan terhadap KTR selain dari persepsi]Kata Kunci:
persepsi, remaja, vape, KTR