PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK PASIF TERHADAP BUDAYA MEROKOK PADA LINGKUNGAN KAMPUS DI KOTA DENPASAR

By on May 18, 2023. Posted in .

[Ida Ayu Gde Pradnyawidari Dharmika, I Made Bagus Arya Panji Putra Raharja, Ni Kadek Sintya Anggreni, I Komang Doni Kurniawan, Ni Komang Ari Budiani]

[KISARA PKBI Bali]

[iagdepradnya@gmail.com]

Latar Belakang

Budaya merokok di Indonesia terjadi pada berbagai lingkungan sosial, mulai dari keluarga, lingkungan pendidikan, hingga masyarakat. Tingginya jumlah perokok pada usia remaja dan dewasa di Indonesia menjadi penyebab lazimnya situasi tersebut pada lingkungan kampus. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2021, epidemi tembakau melalui aktivitas merokok ini telah membunuh sekitar 8 juta orang setiap tahunnya. Didukung pula dengan fakta bahwa remaja mendominasi angka perokok aktif di Indonesia berdasarkan data Tobacco Control Support Centre (TSTC). Dinas Kesehatan Provinsi Bali juga mengidentifikasi adanya peningkatan jumlah perokok aktif pada remaja di Bali dari tahun ke tahun. 

Tingginya angka perokok aktif tentu akan berbanding lurus terhadap penambahan jumlah perokok pasif di lingkungan sekitarnya. Hal ini pun berpengaruh terhadap persepsinya terhadap budaya merokok khususnya pada lingkungan kampus yang menjadi tempat remaja dalam peranannya sebagai seorang mahasiswa untuk menghabiskan banyak waktunya untuk mengikuti kegiatan akademis maupun non akademis. Persepsi merujuk kepada sebuah respon yang diberikan oleh setiap individu atau kelompok baik secara positif maupun negatif mengenai suatu objek dengan menggunakan panca indranya. Hal inilah yang pada akhirnya menjadi faktor yang berperan dalam kemampuan remaja untuk mengambil keputusan dalam setiap tantangan yang dialami dalam kehidupannya yang dalam konteks ini adalah keputusan untuk memilih merokok atau tidak merokok. 

Terlepas dari pentingnya data dari hasil penelitian ini untuk membantu stakeholder terkait dalam pengambilan keputusan, hal tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan edukasi dalam upaya meningkatkan kesadaran remaja terkait dengan bahaya tembakau khususnya rokok. Bahan edukasi ini dapat dimanfaatkan oleh GO/NGO yang berfokus dalam isu ini sebagai bentuk kontribusi terhadap upaya preventif peningkatan angka perokok aktif maupun pasif ke depannya. 

Metode

Penelitian menggunakan metode purposif dengan melakukan wawancara mendalam kepada 15 orang mahasiswa perokok pasif di Wilayah Denpasar yang dilakukan pada bulan Februari-April 2023. Penelitian ini menjabarkan adanya beragam persepsi terhadap budaya merokok yang dimiliki oleh mahasiswa yang berstatus sebagai perokok pasif. Sejumlah informan mengaku merasa terganggu dengan keberadaan asap rokok terlebih di Lingkungan Kampus yang semestinya menjadi kawasan yang bebas asap rokok. Namun menariknya, tak sedikit responden juga menganggap kebiasaan merokok sebagai bentuk kebebasan individu dan bagian dari budaya perguruan tinggi yang teramat sukar untuk dihindari. Temuan lainnya pada penelitian ini adalah prevalensi pada latar belakang informan beragam, beberapa informan memiliki keluarga atau teman yang merokok, dan sementara yang lain tidak.

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa perokok pasif di lingkungan kampus Denpasar memiliki persepsi yang beragam terhadap budaya merokok. Beberapa responden merasa terganggu oleh asap rokok dan merasa lingkungan kampus seharusnya menjadi tempat yang bebas dari merokok. Namun, ada juga mahasiswa yang menganggap merokok sebagai suatu kebebasan individu dan merupakan bagian dari budaya kampus yang tidak bisa dihindari. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa prevalensi perokok di latar belakang responden beragam, dengan beberapa responden memiliki keluarga dan teman yang merokok, sementara yang lain tidak.

Kesimpulan

Penelitian ini menjelaskan gambaran persepsi mahasiswa perokok pasif terhadap budaya merokok remaja pada lingkungan kampus di daerah Denpasar. Keputusan perokok pasif dalam mengambil sikap untuk tidak merokok dipengaruhi oleh faktor internal berupa; pengetahuan akan bahaya rokok bagi kesehatan, rasionalitas ekonomi, dan kesadaran akan kenyamanan orang lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan oleh institusi pendidikan dan pemerintah untuk  pembuatan kebijakan dan edukasi dalam rangka menurunkan angka mahasiswa perokok aktif di lingkungan kampus. 

Kata Kunci:

Budaya Merokok, Perokok Pasif, Persepsi, Mahasiswa

Translate »