PERILAKU MEROKOK DAN DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI COEXISTING CONDITION TERHADAP GEJALA DEPRESI REMAJA: ANALISIS DATA GLOBAL SCHOOL-BASED STUDENT HEALTH SURVEY INDONESIA

By on May 15, 2023. Posted in .

Ayi Wijayanti1, Yayi Prabandari23, Bagas Bintoro23*

1Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat & Keperawatan Universitas Gadjah Mada

2Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat & Keperawatan Universitas Gadjah Mada

3Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat & Keperawatan Universitas Gadjah Mada

*Corresponding email: Bagas Bintoro. Email: bagas.suryo.b@ugm.ac.id

Latar Belakang: Remaja merupakan usia rentan terhadap permasalahan kesehatan mental, salah satunya depresi. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada usia 15-24 tahun mencapai 6,2%. Paparan tembakau termasuk perilaku merokok merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan prevalensi depresi remaja. Dukungan sosial juga diprediksi mempengaruhi gejala depresi pada remaja dan dapat menjadi kondisi penyerta perilaku merokok yang dapat meningkatkan prevalensi gejala depresi remaja. Riset lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan coexisting condition antara perilaku merokok dan rendahnya dukungan sosial terhadap gejala depresi pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dan dukungan sosial sebagai coexisting condition terhadap gejala depresi pada remaja.

Metode: Analisis data sekunder Global School-Based Student Health Survey (GSHS) Indonesia dengan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 10.805 siswa SMP dan SMA di Indonesia dengan rentang usia 12-18 tahun. Analisis statistik yang dilakukan menggunakan regresi logistik untuk mengetahui hubungan perilaku merokok (penggunaan rokok dan produk tembakau) dan dukungan sosial (dukungan orangtua, dukungan teman dan kepemilikan teman dekat) sebagai coexisting condition terhadap gejala depresi pada remaja dengan mempertimbangkan usia, jenis kelamin dan kerawanan pangan sebagai proksi sosial ekonomi.

Hasil: Perilaku merokok dan dukungan sosial sebagai coexisting condition memiliki hubungan signifikan terhadap terjadinya gejala depresi remaja (p value < 0,05). Hasil analisis regresi logistik dengan mempertimbangkan usia, jenis kelamin dan kerawanan pangan diperoleh bahwa peningkatan risiko gejala depresi terjadi pada remaja yang merokok (OR 2,76; 95% CI 2,36-3,23); remaja yang tidak mendapatkan dukungan sosial (OR 2,02; 95% CI 1,80-2,27), dan remaja yang merokok dan tidak mendapatkan dukungan sosial (OR 5,73; 95% CI 4,67-7,04) dibandingkan dengan remaja yang tidak merokok dan mendapatkan dukungan sosial.

Kesimpulan: Perilaku merokok dan dukungan sosial berhubungan dengan gejala depresi pada remaja. Dukungan sosial sebagai coexisting condition dapat meningkatkan gejala depresi pada remaja. Perlu adanya upaya pencegahan perilaku merokok dan peningkatan dukungan sosial remaja.

Kata kunci: perilaku merokok, dukungan sosial, remaja, gejala depresi, gshs

Translate »