Perilaku Merokok Anggota Keluarga dan Kejadian Stunting pada Balita : Studi pada Daerah Perdesaan di Kabupaten Sleman Yogyakarta

By on April 25, 2022. Posted in .

Eva Rortiana Panggabean, Elisabeth Deta Lustiyati, Heni Trisnowati

Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Email korespodensi : heni_trisnowati@respati.ac.id

Latar Belakang

Kejadian stunting di Kabupaten Sleman sebesar 11% sedangkan target penurunan stunting di Kabupaten Sleman tahun 2018 sebesar 10%. Prevalensi kejadian stunting pada balita di Kecamatan Kalasan juga cukup tinggi yaitu sebesar 17,01%. Dari 10 ibu yang mempunyai balita stunting, terdapat 7 (70%) anggota keluarga yang memiliki perilaku merokok. Perilaku menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran perilaku merokok anggota keluarga dengan balita stunting.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan case control dan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian  adalah seluruh ibu balita yang mengalami stunting di Desa Tamanmartani Kabupaten Sleman. Sampel penelitian adalah ibu-ibu yang mempunyai balita sebanyak 90 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner online dengan aplikasi kobo toolbox, lengthboard, dan microtoice.  Analisis data secara deskripstif menggunakan analisis distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Hasil

Balita yang mengalami stunting sebagian besar ada pada usia 24-35 bulan sebanyak 35,6% dan didominasi balita berjenis kelamin perempuan sebanyak 53,3%. Jumlah anggota keluarga yang merokok cukup tinggi  yaitu sebanyak 65,6%. Perilaku merokok pada kelompok balita stunting lebih banyak dibandingkan pada kelompok balita normal. Sebagian besar (57,8%) anggota keluarga merokok diluar rumah.  Pada balita stunting, 60% kepala keluarga berpenghasilan kurang dari upah minimum rata-rata (UMR) Kabupaten Sleman dan pengeluaran untuk rokok sebesar 21,6% dari total penghasilan.

Kesimpulan:

Upaya edukasi pada pada keluarga dengan balita stunting perlu terus dilakukan agar dapat mengurangi kebiasaan merokok atau berhenti merokok sehingga kejadian stunting dapat dikendalikan. Inovasi tentang rumah tanpa asap rokok dapat menjadi salah satu solusi untuk melindungi bayi dan ibu dari paparan asap rokok. Inovasi tersebut dapat dibuat dalam bentuk kesepakatan ditingkat desa dan dimulai dari keluarga.

Kata Kunci: Perilaku merokok, anggota keluarga, stunting, balita

Translate »