- Riza Yuliawati
- Indasah
- M.Ali Sodik
Latar Belakang: Jumlah perokok remaja yang tinggi di Indonesia.
Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh uang saku, informasi bahaya rokok dan iklan terhadap status merokok Remaja
Metode: Penelitian observasional dengan menggunakan Responden 300 adalah remaja usia 11-19 tahun, menggunakan kluster sampling dipilih 10 kecamatan di kabupaten Tulungagung yaitu Kalidawir, Pucanglaban, Pagerwojo, Rejotangan, Gondang, Bandung, Campurdarat, Kedungwaru, Pagerwojo, Kauman. Kuesioner mengadopsi GYTS (Global Youth Tobacco Survey). Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik biner
Hasil: Prevalensi merokok remaja adalah 79 (26,33%) responden. Dari jumlah tersebut 74 adalah remaja laki-laki dan 5 perokok berjenis kelamin perempuan. Data menunjukkan bahwa 50,99% remaja laki-laki merupakan perokok dan 3,35% remaja perempuan merupakan perokok. Informasi Bahaya Rokok 128 (42,7%) mengaku tidak pernah mendapatkan informasi tentang bahaya rokok 122 (40,7%) mengaku jarang mendapatkan serta 50 (16,7%) mengaku sering mendapatkan informasi. Paparan Iklan Rokok 18 (6%) tidak pernah melihat 101 (33,7%) jarang melihat dan 181 (60,3%) sering melihat iklan rokok. Hasil Uji Regresi Logistik didapatkan bahwa 29,7% perilaku merokok disebabkan karena variable penelitian sisanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Diketahui bahwa informasi bahaya rokok (p value 0,002) dan paparan iklan (p value 0,000) berpengaruh pada perilaku merokok . Sedangkan uang saku (p value 0,119) atau tidak berpengaruh). Nilai Exp informasi adalah 0,516 sehingga semakin sering remaja mendapatkan informasi maka kemungkinan remaja merokok berkurang setengahnya. Nilai Exp iklan adalah 12.448 sehingga semakin sering remaja terpapar iklan rokok maka akan resiko menjadi perokok meningkat 12.448 kali
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 26,99% remaja Tulungagung adalah perokok. Status merokok dipengaruhi oleh paparan informasi dan iklan. Sedangkan variable uang saku tidak berpengaruh.