(Studi Kasus di Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta)
Sarlyfaryani¹, Theresia Puspitawati²*, Heni Trisnowati³
1,2,3 Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
Latar Belakang : Meningkatnya prevalensi perokok yang terus-menerus menyebabkan menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Untuk mengendalikan hal tersebut, pemerintah membuat sebuah kebijakan yaitu Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada produk tembakau.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi perokok terhadap kebijakan peringatan kesehatan berebentuk gambar dan tulisan pada kemasan rokok.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ekploratif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah informan adalah delapan informan dengan teknik sampling maximum variation sampling, dan teknik pengumplan data dengan metode observasi dan wawancara mendalam.
Hasil : (1) Persepsi perokok terhadap kebijakan peringatan bergambar yaitu sangat efektif dan sangat bagus, akan tetapi pendapat lain ialah tidak berpengaruh sedangkan pada gambarnya adalah gambar mengerikan, menakutkan dan biasa saja, (2) Gambar paling mengerikan adalah gambar kelima yaitu kanker paru-paru, (3) Perokok mengetahui dampak rokok bagi kesehatannya, (4) Peringatan kesehatan bergambar memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok, (5) Faktor pendorong perilaku merokok adalah teman dan orang tua.
Kesimpulan :Persepsi perokok berbeda-beda terhadap kebijakan peringatan bergambar pada kemasan rokok. Gambar kelima adalah gambar yang paling efektif dan dapat mempengaruhi perokok sehingga harapannya dapat menurunkan tingkat konsumsi rokok di masyarakat.
Kata Kunci : persepsi, peringatan kesehatan bergambar, kemasan rokok