Muhammad Ali Sodik, Riza Yuliawati, Indasah
C-Strada; Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia
alisodik2012@gmail.com
Latar Belakang
Perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 sampai 2013 karena cenderung meningkat dari 34,2 persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen tahun 2013. Sebanyak 64,9 persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan masih menghisap rokok tahun 2013. Menurut Riskesdas menyebutkan bahwa penduduk berumur lebih dari 10 tahun yang merokok sebesar 29,2% dan angka tersebut meningkat sebesar 34,7 persen pada tahun 2010 untuk kelompok umur di atas 15 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Kabupaten Tulungagung telah berkomitmen dalam pelaksanaan program pengendalian tembakau melalui Peraturan Daerah (perda) Kabupaten Tulungagung Nomor 9 tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Implementasi perda tersebut membutuhkan data sebagai dasar dalam menyusun strategi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk menganalisis tentang perilaku masyarakat dan program pengendalian tembakau di kabupaten Tulungagung.
Metode: Penelitian observasional dengan menggunakan Responden 300 adalah remaja usia 11-19 tahun, menggunakan kluster sampling dipilih 10 kecamatan di kabupaten Tulungagung yaitu Kalidawir, Pucanglaban, Pagerwojo, Rejotangan, Gondang, Bandung, Campurdarat, Kedungwaru, Pagerwojo, Kauman. Kuesioner pengetahuan mengadopsi GYTS (Global Youth Tobacco Survey). Sedangkan kuesioner sikap disusun sendiri oleh peneliti sehingga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji statistik yang digunakan adalah binary logistics regression
Hasil: Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 149 (49,7%) perempuan 151 (50,3%) laki-laki.Berdasarkan pendidikan yang sedang ditempuh SD 17 (5,7%), SMP 155 (51,7%), SMA 114 (38,0%), perguruan tinggi 14 (4,7%). Rata-rata usia responden 15,05 tahun, Uang saku perbulan rata-rata IDR 322.666 rupiah.
Prevalensi merokok adalah 79 (26,33%) responden. Dari jumlah tersebut 74 adalah remaja laki-laki dan 5 perokok berjenis kelamin perempuan. Dari data yang diperoleh bisa disimpulkan bahwa 50,99% remaja laki-laki merupakan perokok dan 3,35% remaja perempuan merupakan perokok.
Pengetahuan remaja Hasil ukur pengetahuan diklasifikasi berdasarkan arikunto (2013) yang menyatakan bahwa pengetahuan baik adalah 76-100%, pengetahuan cukup adalah 56-75% serta pengetahuan kurang adalah 0-55%. Hasil penelitian menyatakan bahwa 189 (63,00%) responden memiliki pengetahuan kurang, 101 (33,70%) memiliki pengetahuan cukup serta hanya 10 responden (3,30%) memiliki pengetahuan.
Sikap remaja terhadap rokok berdasarkan hasil penelitian diidentifikasi bahwa 8 remaja (2,70%) memiliki sikap sangat negatif terhadap rokok, 170 (56,7%) memiliki sikap negatif terhadap rokok, 72 responden (24,70%) memiliki sikap netral , serta 50 responden (16,70%) memiliki sikap positif serta tidak ada responden yang memiliki sikap sangat positif terhadap rokok.
Hasil Uji Regresi Logistik menyatakan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh (p value 0,897) sedangkan sikap berpengaruh terhadap status merokok remaja (p value 0,000). Uji regresi logistik juga menyatakan bahwa semakin positif sikap seseorang terhadap rokok maka akan semakin meningkatkan resiko sebanyak 7,328 kali untuk menjadi perokok.
Kesimpulan: Perilaku merokok remaja di kabupaten Tulungagung dipengaruhi oleh sikap terhadap tembakau, sedangkan faktor pengetahuan tidak berpengaruh.
Kata Kunci:
Pengetahuan, Sikap, Remaja, Perilaku Merokok