Latar Belakang
Perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif. Tingginya Jumlah perokok pasif di Tulungagung dipandang perlu ada identifikasi faktor yang berkaitan dengan status perokok pasif untuk mengendalikan jumlah perokok pasif. Tujuan penelitian ini adalah mengindentifikasi faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap terhadap paparan asap rokok di rumah.
Metode
Penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 606 adalah remaja dan dewasa usia 11- 65 tahun, menggunakan kluster sampling dipilih 10 kecamatan di kabupaten Tulungagung yaitu Kalidawir, Pucanglaban, Pagerwojo, Rejotangan, Gondang, Bandung, Campurdarat, Kedungwaru, Pagerwojo, Kauman. Sedangkan kuesioner sikap terhadap pengendalian tembakau disusun sendiri oleh peneliti sehingga dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dan korelasi spearman tergantung pada skala data.
Hasil
Gambaran umum responden didapatkan rata-rata usia responden adalah 26,24 tahun. Berdasarkan jenis kelamin 299 (49,30%) perempuan dan 307 (50,70%) laki-laki. Berdasarkan pendidikan terakhir yang ditamatkan 17 (2,80%) tidak tamat SD, 173 (28,50%) tamat SD, 175 (28,90%) tamat SMP, 195 (32,20%) tamat SMA serta 46 (7,60%) Perguruan Tinggi. Hasil uji korelasi spearman. Variabel sikap berkorelasi positif dengan paparan rokok (p value 0,000; koefisien korelasi 0,179). Variable usia berkorelasi negative dengan status sebagai perokok pasif (p value 0,000; koefisien korelasi -0,160) sedangkan faktor pengetahuan dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh dengan p value masing-masing (0,243 dan 0,063). Hasil uji chi-square. Variabel jenis kelamin berkorelasi positif dengan jenis kelamin perempuan (p value 0,000; koefisien korelasi 0,141), sehingga dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih rentan untuk menjadi perokok pasif.
Kesimpulan:
Semakin positif sikap seseorang terhadap rokok maka semakin tinggi resikonya menjadi perokok pasif di rumah karena tidak mengaggap rokok sebagai gangguan yang mengancam. Semakin muda seseorang maka posisi dalam rumah tangga akan semakin lemah, sehingga tidak bisa menolak jika terpapar asap rokok di rumah. Perempuan memiliki power yang lebih lemah dalam rumah tangga dibandingkan laki-laki, sehingga tidak bisa menolak jika suami merokok di rumah. Pengetahuan tidak berpengaruh karena kalah dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku. Faktor pendidikan tidak berpengaruh karena kalah dengan faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh dalam perilaku.
Kata Kunci:
Asap rokok, perokok pasif, pendidikan, pengetahuan