1Debri Rizki Faisal, 2Onetusfifsi Putra, 3Nindy Audia Nadira
1Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Badan Riset dan Inovasi Nasional
2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar
3Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang
[debririzkif.fetpui@gmail.com]
Latar Belakang
Prevalensi merokok pada pelajar terus mengalami peningkatan dimana pada tahun 2013 7,2% menjadi 9,1% pada tahun 2018. Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor yang berhubungan dengan prilaku merokok pada pelajar di Indonesia.
Metode
Penelitian ini merupakan analisis lanjut data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2019. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster 2 tahap yaitu di level Sekolah dan Kelas. Sampel penelitian adalah seluruh pelajar yang berpartisipasi dalam survei dan memiliki data lengkap sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 9.789 responden. Analisis data dengan uji chi-square dan regresi logistic dengan 95% Confident Interval dan p-value 0,05.
Hasil
Sebanyak 3.595 pelajar (36,72%) pernah merokok. Jumlah responden paling banyak pada kelompok umur 13-15 tahun (51,43%). Jumlah responden laki-laki 44,01% dan perempuan 55,99%. Menjadi sorotan adalah 90,29% pelajar pernah melihat iklan rokok, 55,88% melihat orang merokok di kawasan sekolah, 46,88% melihat guru merokok di sekolah. Hasil analisis multivariat faktor yang paling berpengaruh terhadap prilaku merokok pada pelajar adalah tawaran teman untuk merokok OR=10,69 (95% CI 7,37-15,50), jenis kelamin laki-laki OR=13,94 (95% CI = 11,56 – 16,81) dan terdapat orang merokok di dalam rumah OR=2,15 (95% CI=1,88-2,45).
Kesimpulan
Mengoptimalkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah merupakan salah upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan prevalensi merokok pada pelajar. Kemudina upaya preventif juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan edukasi kesehatan tentang bahaya rokok di sekolah sebagai upaya untuk menangkal besarnya paparan iklan rokok pada pelajar.
Kata Kunci : Rokok, Pelajar, GYTS, KTR, Sekolah.