BICARA ROKOK DI DUNIA MAYA: TANGGAPAN MASYARAKAT SIBER PADA KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) KOTA BANDUNG

By on April 17, 2022. Posted in .

Cut Meutia Karolina & Irwa Rochimah Zarkasi

Universitas Al Azhar Indonesia

cut.meutia@uai.ac.id

Latar Belakang

Kebijakan penerapan dan perluasan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada beberapa lokasi di Kota Bandung menjadi sebuah topik yang disorot masyarakat.  Berbagai tanggapan dari berbagai perspektif masyarakat turut meramaikan Perda KTR di Kota Bandung.  Tanggapan masyarakat tentunya menjadi komponen penting dalam hal keberhasilan implementasi sebuah kebijakan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana budaya masyarakat siber di dunia maya dalam memberi tanggapannya mengenai penerapan KTR di Kota Bandung serta kebijakan perluasan wilayah KTR di Kota Bandung. 

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi netnografi. Sebagaimana prosedur penelitian netnografi, peneliti mengawali penelitian dengan melakukan pengkategorian informasi di media instagram, kemudian memilih tiga postingan dengan jumlah tanggapan terbanyak dengan topik Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bandung.  Tiga postingan yang terpilih sesuai kriteria tujuan penelitian diantaranya: postingan @prfmnews; @infobandungraya dan infobdg.com.  Pemilihan instagram sebagai data penelitian dengan pertimbangan instagram menurut laporan Kementrian Komunkasi dan Informatika (Kominfo) merupakan media sosial paling popular di Indonesia yang setiap postingan dan informasi di dalamnya berpotensi mendapatkan atensi dari berbagai kalangan.  Beberapa konsep dan teori yang digunakan pada penelitian ini berkaitan difusi inovasi, literasi informasi, teori disonansi kognitif serta teori selektif proses.

Hasil

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa adanya pro dan kontra pada masyarakat siber dalam menanggapi Perda KTR di Kota Bandung.  Masyarakat siber menyampaikan tanggapannya dengan berbagai perspektif. Berdasarkan tanggapan yang ditemukan pada kategori kontra dengan beberapa perspektif, diantaranya menilai pengendalian rokok sebagai propaganda yang tidak benar; ada yang lebih urgensi aturan lain disbanding KTR; berpendapat penyebab utama udara kotor adalah kendaraan;  merasa perda KTR ambigu; belum ada sosialisasi yang jelas dan merokok sebagai bagian dari HAM.  Pada kategori pro, masyarakat lebih memberi dukungan dengan perspektif pengalaman sebagai perokok pasif dan ketidaknyamanan dengan kondisi asap rokok.  Pada temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa literasi informasi masyarakat terkait rokok dan bahayanya masih perlu ditingkatkan.  Penolakan terhadap kenyataan tentang bahaya rokok dapat pula menggambarkan bagaimana proses disonansi kognitif terjadi pada perokok dan berusaha membenarkan tindakannya dengan berbagai alasan.  Masyarakat siber yang kontra dengan aturan KTR dapat disimpulkan mengalami selective exposure terhadap Perda KTR di Kota Bandung.

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil temuan penelitian, Peneliti menyarankan agar pemerintah dapat memperhatikan kembali tahapan persuasi dan sosialisasi kebijakan KTR untuk mencapai ketaatan masyarakat pada Perda yang berlaku.  Peneliti berharap, hasil penelitian dapat menjadi gambaran awal tanggapan masyarakat siber yang mayoritas digandrungi anak muda dan menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijakan terkait pengendalian rokok, khususnya di Kota Bandung.  Penelitian ini berpeluang untuk dikembangkan dengan berbagai metode penelitian lainnya dengan tujuan menyempurnakan hasil yang lebih komprehensif.  Beberapa saran penelitian lanjutan diantaranya; pengkajian tanggapan masyarakat menggunakan metode studi kasus; riset kuantitatif untuk mengukur keberhasilan program; dan berbagai riset berdasarkan pengalaman masyarakat.

Kata Kunci:

Kawasan Tanpa Rokok; Kota Bandung; Literasi Media; Pengendalian Rokok

Translate »